Naomi Susan

Naomi Susan

Namanya mudah diingat, Naomi Susan atau suka disingkat NS. Usianya, pada 15 Januari 2009 lalu, baru juga menginjak 34 tahun. Namun, investor sekaligus pemilik Ovis Group dan direktur pada tujuh perusahaan ini sudah menorehkan berbagai prestasi, yang mencatatkan namanya di jajaran para pengusaha muda paling sukses di negeri ini. Ia menguasai bisnis kartu diskon, merchant network berbasis Short Message Service (SMS), biro perjalanan dan penerbangan, properti, restoran dan kafe, hingga ke bisnis salon kecantikan.

Tak heran, bila kemudian media massa tampak memanjakan Naomi dengan publisitas yang melambungkan namanya, serta beragam apresiasi atas prestasinya. Tahun 2002, ia masuk dalam daftar 50 Tokoh Wanita Paling Berpengaruh di Indonesia versi majalah SWA. Tahun yang sama, masuk dalam deretan 18 Pengusaha Sukses di Bawah 35 tahun di Indonesia versi majalah Warta Ekonomi.

Lalu, pada tahun 2003, Naomi kembali masuk deretan 100 Tokoh Sukses Menurut Diagram Robert T. Kiyosaki versi SWA. Majalah DEWI juga memajang namanya ke dalam daftar 10 Wanita Sukses Profesi dan Prestasi. Berlanjut tahun 2004, kembali majalah Warta Ekonomi memasukkan namanya dalam daftar 20 Pengusaha Sukses di Bawah Usia 35 Tahun di Indonesia. Terus-menerus, Naomi mendapatkan aneka predikat penyandang prestasi dari majalah ekonomi bisnis; Srikandi Tangguh, Bukan Wanita Biasa, Entrepreneur Muda, Simbol Prestasi Disiplin 2005, dan sebagainya.

Muda, cantik, terpelajar, smart, energik, bergaya, dan sukses dalam bisnis, itulah gambaran sosok ideal seorang perempuan masa kini. Dan, itu semua dimiliki oleh Naomi, lulusan University of Portland, Oregon, USA, ini. Sukses Naomi menjadi semakin lengkap, setelah belum lama berselang ia menemukan pasangan hidupnya, seorang obstetrician bernama Yusfa Rasyid, seorang dokter spesialis Obgyn. “Saya kan senang dengan pria berseragam, tuh! Tetapi, seragam putih, tukas Naomi.

Akhir 2007, Naomi dibantu Agoeng Widyatmoko, seorang penulis buku wirausaha bestseller, merilis buku laris berjudul Be Negative (iNSpired Books). Buku yang sepintas menentang arus dan dikemas secara populer itu, ternyata penuh dengan gagasan-gagasan bernas nan unik a la Naomi Susan. Tak heran jika, selain menarik, buku yang sudah dicetak ulang tersebut juga mendapat pujian di mana-mana, termasuk dalam salah satu episode talkshow Kick Andy di Metro TV. Berikut petikan obrolan Edy Zaqeus dari AndaLuarBiasa.com dengan Naomi Susan mengenai Be Negative, yang berlangsung melalui medium Facebook:

Anda sangat sibuk dengan segala aktivitas bisnis. Bagaimana cara Anda mengatur waktu sampai bisa menulis buku Be Negative?

Sebenarnya, tidak ada waktu khusus untuk menulis ya. Semua hanya diambil dari ingatan saja. Karena, mayoritas isi buku tersebut adalah pengalaman sendiri maupun pengalaman teman-teman. Jadi, saya hanya merekam suara saya dengan menggunakan recording mobile, yang saya bawa ke mana saja. Pas teringat, saya rekam. Kemudian, ada teamwork saya yang mengetiknya. Yah, saya baca kemudian dipersingkat, dijadikan bahasanya sedikit lebih rapi, walaupun tatanannya tetap saja bukan dari seorang penulis hahaha.... Then, Mas Agoeng membantu mengompilasikan.

Naomi Susan: Gambaran ideal perempuan masa kini

Naomi Susan: Gambaran ideal perempuan masa kini

Buku perdana Anda itu langsung memancang label session 2. Apa maksudnya, atau ada apa di balik pengemasan seperti itu?

Tadinya sih saya pikir, saya mau mengisahkan perjalanan saya, yang mana saya ada di tengah-tengah. Sehingga, edisi ketiga merupakan pencapaian-pencapaian yang sudah saya ciptakan. Nah, baru yang kesatu, cerita negative saat awal-awal saya memulai berbisnis. Di samping itu, juga dari sisi marketing sendiri. Hal itu sangat membantu bagi pasar. Mereka membeli dan mencari yang awal atau menunggu yang akhirnya. Jadi, ide awal tersebut, tentunya dengan harapan yang optimis, buku diminati oleh pembaca.

Kapan Be Negative berlabel session 1 akan diluncurkan?

Sebenarnya kapan saja bisa diluncurkan hahaha.Semua materi, bahan, sangat banyak dan jelas. Tapi masih di kepala saya. Tinggal direkam saja. Sebenarnya, justru sesi tiga yang sudah selesai. Cuma masih belum sempurna. Saya sudah mencoba menyelesaikannya semua. Tetapi, tetap saja kan saya bukan penulis… Saya hanya ‘kambing percobaan’ hahahaha…. Yang siap cuap-cuap dengan gaya nyeleneh, yang bisa saya pergunakan dalam berbicara sesuatu yang berbau negative.

Buku Anda penuh dengan ide-ide yang tampak kontroversial. Sepertinya sungguh-sungguh mengajak orang supaya berpikir negatif, walau sejatinya tetap mendorong orang untuk berpikir positif, tapi melalui cara pandang yang berbeda. Ada strategi apa di balik ini semua?

Hmmmm…. Saya pribadi sudah cukup sesak dengan semua motivasi-motivasi untuk menjadi berhasil, menjadi positif, dll. Yang seperti itu, akhirnya malah membelenggu orang, jadi jenuh. Keberhasilan atau kesuksesan yang mereka raih itu adalah milik mereka. Sedangkan saya, saya memiliki kapasitas, kualitas, kekuatan, daya dan upaya yang berbeda dengan mereka. Istilahnya,Don’t push anybody to wear your dress! Nah, saya seperti berbicara kepada diri saya sendiri kok, saat menulis buku itu. Apa yang sama mau dengar dari seseorang, bukan lagi mendorong dan memotivasi dengan cara yang umum. Misalnya,Ayo, bangkitlah, kamu pasti bisa kok!Yang kayak begitu sudah tidak mempan buat saya hehehe.... Sudah kebal.

Maunya yang bagaimana?

Saya justru mau diperlakukan seperti Mike Tyson, pada saat dia jatuh di ring. Pelatihnya bukan memotivasi supaya bangkit, tapi justru memaki-maki. “Hey, kamu adalah niger, sampah masyarakat! Kalau kamu tidak mampu, jangan pernah bangkit, dan jangan memenangkan pertandingan. Karena kamu adalah anjing yang mengambil makanan dari tong sampah!” Then, what happen? Mike marah, bangkit dengan penuh kemarahan, memukul lawannya sampai KO, menang, deh hehehe.

Saya juga begitu. Saat orang bilang,Ah, you cant make it, you just a woman bla…bla...bla Then, saya sangat marah. Saya ambil semua strategi, dan lakukan sesuatu. Di Indonesia, sesuatu yang negative lebih bisa dijual daripada yang positive. Contohnya saja lagu-lagu yang populer, melejit di pasaran. Mayoritas kan yang negatif, misalnya Si Jablai, Kamu Ketahuan, SMS Siapa, dan lain-lain.

Coba jelaskan maksud dari rumusan di buku Anda, bahwa “Negative + Positive = Negative” dan “Negative + Negative = Positive”!

Gampang, kok! Misalnya, dari kata-kata saja sudah dapat merumuskannya. Misalnya,
ragu, malas, takut itu negatif. Kemudian, mencoba, memulai, bertindak itu positif. Kalau digabungkan menjadi sesuatu yang negatif. Ragu mencoba, malas memulai, takut bertindak…. Hal ini bisa dijabarkan dengan mental seseorang, digabung dengan kondisi dan keadaan, atau orang-orang di sekitarnya, yang memiliki macam-macam sosok. Ada yang negatif, ada juga yang positif.

Kebalikannya adalah, saya sendiri mengalami bagaimana mentalitas saya yang negatif. Karena, orang-orang di sekitar saya keadaannya juga semua serba negatif. Dan, kami terbiasa menggabungkannya. Misalnya, saat saya marah, kesal, tidak punya daya upaya, dikecilkan karena ketidakmampuan saya. Kata-kata seperti takut, gagal, malas, pesimis, marah, tidak mampu, dll semua negatif. Gabungkan saja, maka justru akan menjadi positif. Tapi harus dilakukan, bukan hanya dibaca hehehe

Sekarang ke soal bisnis dan gaya hidup. Anda dipandang sebagai salah satu pengusaha sukses yang mampu mengemas atau memasukkan unsur gaya hidup dalam bisnis Anda. Menurut Anda sendiri?

Sebenarnya sih, saya selalu mau mengemas bisnis saya supaya to make everybody happy”. Misalnya, waktu saya chartered pesawat memprakarsai liburan ke Bali dengan fasilitas maksimal, namun hanya dengan membayar minimal. Pastinya people will be happy with that. Dan, kerenanya, market menerima product atau services dari tiap bisnis saya dengan welcome. Salon misalnya. I want to make all women looks beautiful hehehe…. Jadi, buatkan beberapa paket kecantikan.

Poinnya adalah, saya mau being treated and being serve as I am the only one customer. Dan, hal tersebut saya terapkan di setiap bisnis saya. Bila kebetulan setiap bisnis saya terkesan memasukkan gaya hidup, mungkin lebih tepatnya adalah, saya selalu melihat peluangnya. Bila kuenya masih besar, saya akan ambil bagian.

Apa inovasi-inovasi terbaru yang telah, sedang, dan akan Anda luncurkan untuk mendorong perkembangan semua bisnis Anda ke depan?

At the end of the day, ya hanya ada tiga elemen penting supaya saya survive. Yaitu, pertama, database, connection, dan network. Kedua, branding position, image, atau reputation. Ketiga, advance in technology, follow the trend. Jadi, dari dulu sampai sekarang, untuk mempertahankan perkembangan bisnis, saya mengarah ke ketiga element tadi. Dan, mengarah ke masa depan yang jelas. Masa inovasi untuk menjadi yang pertama, terbaik, dan berbeda sudah bukan zamannya saya lagi hehehe.

Saya sudah pernah di sana. Sekarang justru oposite dari itu, menjadi yang kedua atau ketiga, atau sepuluh besar terbaiklah. Terus, tidak perlu yang berbeda. Saya happy sekarang, bila harus menjadi follower. Bukan the breakthrough. So, apa pun itu, yang dapat mendorong perkembangan semua bisnis saya adalah CRM. Maintain... maintain… maintain….

Bagaimana Anda memandang marketing communication sebagai bagian penting dalam sukses bisnis Anda?

Wooow! Marcomm bagi saya sih, senjata utama untuk membangun persepsi, citra, dan merek yang harus diedukasikan, disampaikan, dan dikomunikasikan kepada market. Dengan perkembangan teknologi saat ini, media komunikasi menjadi banyak pilihannya. Kalau dulu, kan kita berharap kepada iklan di televisi, media cetak, radio, pokoknya outdoor and indoor. Sekarang, sudah further, ya… Internet, SMS, video, call center, events, semua bisa dijadikan alternatif pola marcomm.

Hebatnya, dan yang saya suka, globalisasi telah membuka komunikasi tanpa batas, tanpa terhalang oleh geografis. Coba saja, komunikasi yang ditempatkan di YouTube, mampu menjangkau konsumen di semua negara. Marcomm diperlukan, bukan hanya untuk mendapatkan new customer, tetapi juga untuk maintaining the existing one.

Oh ya, marcomm bagi saya akan mengarahkan ke sebuah integrasi dan sinergi. Maka, saya harus bisa membuat satu ditambah satu menjadi sama dengan tiga atau empat. Bayangkan, kalau tidak ada sinergi, maka satu ditambah satu menjadi lebih kecil dari dua, atau bahkan lebih kecil dari satu.

Naomi Susan bersama Hermawan Kartajaya

Naomi Susan bersama Hermawan Kartajaya

Anda masih muda, tetapi sudah menangguk kesuksesan dalam kehidupan dan bisnis. Bagaimana Anda memandang nilai penting dari masa-masa produktif seseorang?

Pada dasarnya, masa produktif buat saya sih tidak terlekang masa. Walaupun nanti sudah tua, saya tetap mau produktif. Saya tidak mau membiarkan otak dan tubuh merasa tua. Umur dan kualitas pasti akan tersesuaikan. Namun, saya tidak mau menanamkan kesan tersrbut untuk menajadikan diri saya lemah. Ya, tidak bisa dinihilkan. Banyak yang beranggapan, memasuki usia lansia, let say 50 tahun, dianggap tidak lagi produktif. Karena, sudah sakit-sakitan, demensia alias pikun, depresi, dan penyakit-penyakit degeneratif lainnya. Saya enggak mau kayak begitu. Lihat saja Om Bob, beliau 75 tahun. Dan, bagi saya beliau sangat produktif sampai hari ini.

Makanya, mumpung saya masih muda hahaha.... Saya memiliki kebiasaan baik dalam menjaga kesehatan. Misalnya, banyak mengonsumsi makanan, sayuran, dan buah-buahan yang mengandung vitamin, kalsium, karbohidrat, dan lainnya. Dan rutin berolahraga. Juga banyak melakukan aktivitas olah pikir dan olah tubuh. Supaya apa? Nanti, masa tuanya tentu akan lebih baik, dan bisa tetap produktif, kan?

Bagaimana Anda memaknai peran ambisi dalam menggapai kesuksesan?

Ambisi, buat saya sangat penting. Seperti mesin yang harus tetap menyala untuk menghasilkan sesuatu. Sesuatu itu adalah mimpi-mimpi yang selalu mau saya capai. Itu untuk menambah semangat dalam mencapai tujuan hidup. Saya tidak mau kehilangan ambisi, karena jalan saya mencapai tujuan bisa tersendat-sendat. Tidak memiliki motivasi mencapai apa yang saya inginkan. Akhirnya, karena terlalu pelan, saya akan terninabobokan dalam arus yang lamban.

Di buku Anda tertera pernyataan “Bunuhlah Kreativitas”. Bagaimana Anda menjelaskan pernyataan itu di tengah tren ekonomi kreatif, yang dipandang oleh sejumlah pakar menjadi kunci kemenangan dalam persaingan di masa krisis ini?

Hihihi… Ampuunnn, deh. Pengalaman pribadi, tuh! Banyak kreativitas yang jadi stock dan tidak terlaksana. Karena hanya ada ide dan cukup kreatif, tapi tidak executed. Jadi, saya tidak lagi menanggapi kreativitas tersebut, tapi menghilangkannya. Kembali ke rencana awal, merapikan satu per satu. Kemudian, beberapa tim yang menjadi ‘kerikil’ di sepatu saya, yang membuat saya sulit berjalan bahkan berlari, saya berikan kondisi terminasi. Poinnya, sih… banyak buanget orang briliant dengan banyaknya ide, kreativitas, inovasi, luar biasa banyaknya! Namun, hanya sedikit yang bisa menjadikannya nyata. So, better compete with the real creativities.

Naomi, Anda baru saja melepas masa lajang. Coba jelaskan, bagaimana Anda akan mempertahankan ide-ide gila seperti “Boroslah”, “Perbanyak Masalah”, “Berontaklah”, “Paranoidlah”, “Langgarlah Janji”, di hadapan pasangan Anda?

Hahaha…. Asli, lhopertanyaan ini membuat saya tertawa terbahak-bahak hahaha.Ini wawancara atau mau mengajak berantem, toh? Backfirenya tajam amat… hahaha. Gini deh, yang saya alami saja saat ini, deh! Saya mau boros untuk membuat suasana rumah tidak membosankan. Saya membuat diri senyaman mungkin dengan membuat kantor pribadi di lantai dua. Beberapa gadget sudah saya incar untuk membuat mobilitas saya terpenuhi. Hmmm boros itu boleh, apalagi untuk me-maintain pasangan, agar tidak monoton, toh? Dinamis gitu, walaupun renovasi sana sini memang boros hahaha.

Kalau “Perbanyak Masalah!” …?

Tanpa mau memperbanyak masalah, tapi justru saya me-listed semua masalah yang ada, yang belum terjadi, yang sudah terlanjur, wuiihhh pokoknya buanyak masalah yang ter-provideI don’t want to create it nor make it gone, but I want to handle it and solve it also inticipate itMemang, agak berbenturan juga, sih. Tetapi, konteks yang diambil adalah mau saling mengenal dan mengantisipasi masalah apa pun. Membiasakan untuk berkomunikasi dengan terbuka, separah apa pun masalah tersebut hihihhi….

Kalau “Berontaklah!” …?

Saya jadi geli hahaha. Saya memang berontak waktu saya harus diubah menjadi sosok ‘orang lain’ hehehe Saya tetap mau berkarier, berbisnis, beredar. Tapi, beberapa hal bisa dinegosiasikan. Pemberontakkan terjadi apabila saya harus dijadikan sebagai pantulan symbol dari apa yang tidak saya miliki. Karena saya mau diterima apa adanya, bukan ada apanya… Thanks God… pasangan saya cukup liberal, domokratis gitu hehehe.Komunikasi adalah kunci yang paling baik. Tapi, ada banyak kesadaran, kok bahwa ternyata si NS itu bagus di bidang ini, tapi yang lain masih jauh dari kata baik hehehe….

Sekarang kalau menganjurkan supaya paranoid, maksudnya?

Saya paranoid untuk sesuatu yang tidak berjalan dengan baik. Apalagi pasangan saya cukup banyak penggemarnya hahaha…. Nah, untuk menjadikan diri saya sebagai wanita tepat yang telah dipilihnya, maka paranoid ya supaya bisa menjadi yang ‘tepat’ itulah. Itu yang memicu saya untuk mengoreksi, instrospeksi diri, menjadi ‘wanita’ yang tidak tomboy lagi. Memberi kenyamanan, bahwa pasangan saya adalah leader, walaupun saya cukup tegas di keseharian saya dalam memimpin bisnis.

Apalagi, pasangan saya ini dunianya kan perempuan hehehe…. Semuanya wanita cantik, pintar, sempurna sebagai wanita, naaaahhhh… paranoid dong hahaha.... Nanti pasangan saya diambil orang, piye?! hahaha…. Saya sendiri masih harus banyak belajar, bagaimana mengagumi dan menghargai betapa hebatnya pasangan saya, yang selama ini tdk pernah saya perhatikan detailnya. Karena memang saya memilih dia hanya sebagai sosok seorang ‘Yos’, si lelakiku hehehe…. bukan aksesorisnya dia siapa, apa, dan bagaimana….

Nah, kalau melanggar janji, bagaimana ini?

Nah, konteks…. Ini sebenarnya soal jangan obral janji bila tidak mampu menepati. Langgarlah bila mau dikategorikan sebagai OPUD. Dalam aplikasi ke pasangan saya, maka tidak ada yang banyak berubah di diri saya dalam hal ‘janji’. Saya jarang dan hampir tidak mau membuat janji. Cause, for me DO is better than PROMISSES. Untung pasangan saya tahu dari dulu, tuh.Makanya, if I already saidyes”, pasangan saya akan tenang. Karena saya sangat menjujung tinggi tiap kata dari mulut saya hehehe.

Naomi Susan: Penulis buku laris "Be Negative"

Naomi Susan: Penulis buku laris "Be Negative"

Ok, sebagai perempuan muda dengan beragam bisnis dan sukses yang sudah Anda raih, pada sisi mana Anda meletakkan posisi pasangan hidup Anda?

Pertanyaan tricky, ya…… Seperti quotes yang famous itu, lho! Don’t walk in front of me, I might not follow, don’t walk behind, I might left you, but please walk beside me… bla…bla… kalau tidak salah, ya kayak begitu bunyinya. Memang, tidak bisa totally seperti itu. Tetapi, saya juga agak perang batin, nih hahaha…. Tetap masih banyak belajar supaya bisa lebih baik dalam menempatkan posisi kepala rumah tangga, as a leader adalah pasangan saya, bukannya saya hahaha.So far so good… pasangan saya lumayan sabar.

Jadi, tidak ada semacam… yang satu memerintah yang lain?

Hubungan saya dengan pasangan bukanlah hubungan antara atasan dan bawahan. Tetapi, kami ingin menjadi pasangan yang saling melengkapi, seperti tangan kanan dan tangan kiri. Saya sangat menghargai pasangan saya. Oh ya, saya kan senang dengan pria berseragam, tuh! Tetapi, seragam putih, jadi saya sering bermimpi bisa menjadi istrinya seorang dokter, pilot, atau kapten kapal hahaha…. Kesamaannya, selain seragam, mereka cukup tough dalam menghadapi hidup. Tingkat adrenalin terhadap nyawa orang lain sangat erat. Sehingga, semoga tingkat kesadaran hidupnya akan lebih peka lagi.

Sebenarnya, apa yang Anda inginkan dari seorang pasangan?

Saya tidak ingin memiliki pasangan yang pintar, tetapi juga tidak yang tidak pintar. Saya berharap dapat pasangan yang sabar…. Dari dia itulah, saya mau punya ketenteraman batin. Mau hidup nyaman, mau di setiap gusar dan resah saya, ada yang bisa menjadi tempat menitipkan batin. Saya menginginkan deposito di surga. Dan, tangga menuju ke sana adalah jalan yang akan terpimpin dengan baik oleh pasangan saya. Jadi, jelas sudah bahwa posisi pasangan saya, adalah sebagai belahan dan ketenangan jiwa. Yang memiliki kepekaan terhadap kehidupan ini. Yang menjadi pemimpin dengan tujuan yang sama, yaitu menabung di surga hehehe….

Mimpi-mimpi yang sedang Anda kejar dalam 5-10 tahun ke depan?

Mimpi yang sangat dekat… Saya mau punya anak hehehe…. Yang lainnya sih, hanya menjaga kualitas dan stabilitas dalam mengikuti perkembangan teknologi. Mau menjadi bagian dalam perkembangan bisnis di Indonesia. Sama seperti sekarang, tidak berubah, lima tahun yang lalu dan lima tahun yang akan datang…. Naomi Susan seperti ini saja, kok! Berharap akan lebih baik, dan baik lagi dalam pencapaian-pencapaian berikutnya.

Terakhir, masih akan menulis buku lagi?

Mauuuuuuu…. Tapi, tetap tidak mau nulisnya hehehhe… Inspirasi dan dikompilasikan saja oleh teman-teman, yang mau membantu menjadikan buku tersebut layak dibaca.[ez]

Foto-foto: Dokumentasi pribadi Naomi Susan.

Artikel yang sama juga dimuat di http://www.andaluarbiasa.com.